Pada sebagian orang, ketakutan, kecemasan, atau fobia terhadap sesuatu membuatnya menghindari sumber fobia tersebut. Namun, tak semua orang mengalami hal ini. Fobia juga bisa berefek sebaliknya, menimbulkan rasa ingin tahu bahkan menemukan ketertarikan darinya dan menjadi motivasi untuk mengembangkan diri.
Menurut Dr Ron Glassman, spesialis terapi fobia dan kecemasan, lebih dari 25 persen orang mengalami fobia atau ketakutan terhadap sesuatu. Satu persen dari mereka fobia terhadap cuaca, termasuk kilat dan petir.
"Kebanyakan orang menjadi hipereaktif sebagai bentuk reaksinya atau respons stres saat terpapar sesuatu yang membuatnya ketakutan atau fobia," terang Glassman.
Pada sebagian orang, tanpa harus mengalami peristiwa traumatik, bisa saja mereka kadang merasa cemas atau takut terhadap sesuatu.
Kebanyakan orang juga berpikir rasa cemas, takut atau fobia ini menimbulkan kondisi yang menghambatnya melakukan sesuatu. Meski tak umum, namun pada beberapa orang, rasa takut, cemas, fobia terhadap sesuatu justru bisa menjadi motivasi melakukan atau memahami sesuatu yang ditakutkannya, kemudian muncul kegemaran baru darinya.
"Awalnya muncul rasa takut, namun kemudian muncul ketertarikan, lalu menjadi dorongan untuk lebih memahaminya. Hal ini bukan hal yang tak biasa, melainkan wajar saja dialami pada seseorang yang memiliki fobia," jelas Glassman.
Bahkan, untuk beberapa orang, rasa takut yang berubah menjadi ketertarikan dan berujung pada karier yang sukses.
Pakar meteorologi AccuWeather.com, Heather Waldman misalnya. Ia menemukan kariernya lantaran sejak kecil ia mengatasi rasa takutnya terhadap awan gelap, angin kencang, dengan berlari ke ruang bawah rumah. Perlahan ia mulai belajar memahami cuaca.
"Meski baru usia 5-6 tahun, saya mulai memahami tanda-tanda jika badai datang. Saya mulai tahu jika ada sesuatu yang akan datang," ungkapnya.
Secara tidak langsung, Waldman "dipaksa" memahami cuaca. Meski begitu, alih-alih terperangkap dalam rasa takutnya, justru tumbuh rasa keingintahuan yang besar terhadap sumber rasa takutnya tersebut. Yang kemudian kini berkembang menjadi kariernya di bidang penyiaran ramalan cuaca.
Menurut kepala peramal cuaca AccuWeather.com, Elliot Abrams, pada beberapa orang, rasa takut bisa memberikan manfaat positif terhadap seseorang. Rasa takut ini memungkinkan orang untuk lebih memahami apa yang ditakutinya, termasuk cuaca. Dari sanalah kemudian berkembang rasa penasaran, yang memunculkan motivasi untuk kemudian menekuni apa yang sebelumnya ditakutkan tersebut.
Menurut Dr Ron Glassman, spesialis terapi fobia dan kecemasan, lebih dari 25 persen orang mengalami fobia atau ketakutan terhadap sesuatu. Satu persen dari mereka fobia terhadap cuaca, termasuk kilat dan petir.
"Kebanyakan orang menjadi hipereaktif sebagai bentuk reaksinya atau respons stres saat terpapar sesuatu yang membuatnya ketakutan atau fobia," terang Glassman.
Pada sebagian orang, tanpa harus mengalami peristiwa traumatik, bisa saja mereka kadang merasa cemas atau takut terhadap sesuatu.
Kebanyakan orang juga berpikir rasa cemas, takut atau fobia ini menimbulkan kondisi yang menghambatnya melakukan sesuatu. Meski tak umum, namun pada beberapa orang, rasa takut, cemas, fobia terhadap sesuatu justru bisa menjadi motivasi melakukan atau memahami sesuatu yang ditakutkannya, kemudian muncul kegemaran baru darinya.
"Awalnya muncul rasa takut, namun kemudian muncul ketertarikan, lalu menjadi dorongan untuk lebih memahaminya. Hal ini bukan hal yang tak biasa, melainkan wajar saja dialami pada seseorang yang memiliki fobia," jelas Glassman.
Bahkan, untuk beberapa orang, rasa takut yang berubah menjadi ketertarikan dan berujung pada karier yang sukses.
Pakar meteorologi AccuWeather.com, Heather Waldman misalnya. Ia menemukan kariernya lantaran sejak kecil ia mengatasi rasa takutnya terhadap awan gelap, angin kencang, dengan berlari ke ruang bawah rumah. Perlahan ia mulai belajar memahami cuaca.
"Meski baru usia 5-6 tahun, saya mulai memahami tanda-tanda jika badai datang. Saya mulai tahu jika ada sesuatu yang akan datang," ungkapnya.
Secara tidak langsung, Waldman "dipaksa" memahami cuaca. Meski begitu, alih-alih terperangkap dalam rasa takutnya, justru tumbuh rasa keingintahuan yang besar terhadap sumber rasa takutnya tersebut. Yang kemudian kini berkembang menjadi kariernya di bidang penyiaran ramalan cuaca.
Menurut kepala peramal cuaca AccuWeather.com, Elliot Abrams, pada beberapa orang, rasa takut bisa memberikan manfaat positif terhadap seseorang. Rasa takut ini memungkinkan orang untuk lebih memahami apa yang ditakutinya, termasuk cuaca. Dari sanalah kemudian berkembang rasa penasaran, yang memunculkan motivasi untuk kemudian menekuni apa yang sebelumnya ditakutkan tersebut.
0 comments