Ratusan fobia berhasil diidentifikasi. Namun, para ahli telah mengidentifikasi bahwa secara garis besar fobia dapat dibagi menjadi agoraphobia, social phobia, dan specific phobia.
1. Agoraphobia
Agora adalah nama pasar dan tempat pertemuan pada zaman Yunani kuno. Seseorang dengan agoraphobia takut terperangkap dalam tempat umum atau lokasi seperti jembatan dan antrean bank. Ketakutan semakin nyata bila penderita tidak bisa keluar, diakibatkan kegelisahan yang terlalu tinggi. Agarophobia memengaruhi wanita dua kali lebih banyak dibanding pria. Apabila tidak dirawat, penderita sangat takut meninggalkan rumah. Dengan perawatan yang tepat, 9 dari 10 penderita dapat mengatasi ketakutannya.
2. Social phobia
Yaitu ketakutan berada di lingkungan sosial. Seseorang dengan social phobia tidak sekadar pemalu. Penderita merasa sangat gelisah, takut, dan khawatir tentang bagaimana penampilannya di lingkungan sosial. Jika tidak ditangani dengan tepat, pasien dengan social phobia akan menghindari kontak sosial. Akibatnya, penderita tidak memiliki hubungan yang baik dan profesional dengan lingkungannya.
3. Specific phobia
Yaitu ketakutan saat menghadapi situasi dan obyek khusus. Berikut adalah berbagai bentuk specific phobia:
a. Claustrophobia
Yaitu ketakutan berada di tempat tertutup. Penderita claustrophobia tidak terbiasa naik lift atau melewati terowongan tanpa kegelisahan ekstrem. Ketakutan ini mendorong penderita mencari tindak penyelamatan, semisal duduk di dekat pintu keluar atau membuka jendela. Tindakan ini membuat situasi lebih mudah ditoleransi bagi penderita, meski tidak menghilangkan rasa takut tersebut.
b. Zoophobia
Adalah ketakutan terhadap hewan, termasuk di dalamnya ketakutan pada bangsa laba-laba (arachnophobia), ular (ophidiophobia), burung (ornithophobia), dan lebah (apiphobia). Ketakutan ini biasanya hilang seiring bertambahnya usia, tetapi ada sebagian yang menetap.
c. Brontophobia
Berasal dari bahasa Yunani bronte yang berarti petir. Walaupun diketahui bahwa petir tidak menyakiti, penderita brontophobia memilih menunggu petir menghilang. Biasanya penderita akan berjongkok di samping tempat tidur atau kloset. Ketakutan ini mirip dengan astraphobia, yaitu ketakutan baik pada petir maupun kilat. Jenis fobia ini dapat dialami oleh manusia dan hewan.
d. Acrophobia
Adalah ketakutan pada ketinggian dan termanifestasi dalam beberapa hal. Ketakutan ini sangat membahayakan bila si penderita takut turun setelah mengetahui dirinya di ketinggian. Saking takutnya, kadang penderita tidak bisa bergerak sedikit pun.
e. Aerophobia
Yaitu ketakutan terbang. Ketakutan ini timbul setelah penderita melihat atau terlibat dalam kejadian yang tidak menyenangkan dalam pesawat. Tontonan televisi bisa menjadi stimulan aerophobia. Penderita harus menjalani hipnoterapi untuk mengatasi ketakutan ini.
f. Fobia darah, suntik, dan luka
Ketakutan pada darah disebut hemophobia, sedangkan pada suntik disebut trypanophobia. Ketakutan ini biasanya menyebabkan penderitanya pingsan bila menghadapi darah, suntik, atau luka berat.
g. Takut pada hal berbau mistik
Ada beberapa kondisi yang masuk dalam kondisi ini, antara lain ketakutan pada angka 13 (triskaidekaphobia), hantu (phasmophobia), dan kelelawar (chiroptophobia).
h. Emetophobia
Adalah ketakutan pada muntah. Ketakutan biasa dialami ketika penderita melihat temannya muntah. Kegelisahan bertambah ketika penderita memikirkan tempat seperti rumah sakit, di mana muntah sangat umum. Penderita harus menjalani hipnoterapi untuk kesembuhannya.
i. Carcinophobia atau cancerophobia
Adalah ketakutan akan tumbuhnya kanker. Penderita cenderung berlebihan menanggapi ketidaknyamanan dalam tubuhnya. Pusing misalnya, diindikasikan tumbuhnya tumor dalam otak. Terapi kognitif diperlukan untuk membantu penderita mengembalikan kendali atas hidupnya.
j. Takut pada sesuatu yang baru
Penderita yang takut pada sesuatu yang baru disebut neophobia. Sedangkan ketakutan menjadi tua dan pada orang tua disebut geronthophobia. Ada juga ketakutan bila buang angin di area publik yang disebut phartophobia. Sedangkan orang yang takut ke dokter gigi disebut odontiatophobia.
k. Ketakutan pada alkohol
Tidak ada sebutan yang spesifik. Namun, pecandu alkohol 10 kali lebih mungkin menderita ketakutan ini. Para penderita ketakutan pada alkohol, dua kali lebih mungkin menderita kecanduan.
1. Agoraphobia
Agora adalah nama pasar dan tempat pertemuan pada zaman Yunani kuno. Seseorang dengan agoraphobia takut terperangkap dalam tempat umum atau lokasi seperti jembatan dan antrean bank. Ketakutan semakin nyata bila penderita tidak bisa keluar, diakibatkan kegelisahan yang terlalu tinggi. Agarophobia memengaruhi wanita dua kali lebih banyak dibanding pria. Apabila tidak dirawat, penderita sangat takut meninggalkan rumah. Dengan perawatan yang tepat, 9 dari 10 penderita dapat mengatasi ketakutannya.
2. Social phobia
Yaitu ketakutan berada di lingkungan sosial. Seseorang dengan social phobia tidak sekadar pemalu. Penderita merasa sangat gelisah, takut, dan khawatir tentang bagaimana penampilannya di lingkungan sosial. Jika tidak ditangani dengan tepat, pasien dengan social phobia akan menghindari kontak sosial. Akibatnya, penderita tidak memiliki hubungan yang baik dan profesional dengan lingkungannya.
3. Specific phobia
Yaitu ketakutan saat menghadapi situasi dan obyek khusus. Berikut adalah berbagai bentuk specific phobia:
a. Claustrophobia
Yaitu ketakutan berada di tempat tertutup. Penderita claustrophobia tidak terbiasa naik lift atau melewati terowongan tanpa kegelisahan ekstrem. Ketakutan ini mendorong penderita mencari tindak penyelamatan, semisal duduk di dekat pintu keluar atau membuka jendela. Tindakan ini membuat situasi lebih mudah ditoleransi bagi penderita, meski tidak menghilangkan rasa takut tersebut.
b. Zoophobia
Adalah ketakutan terhadap hewan, termasuk di dalamnya ketakutan pada bangsa laba-laba (arachnophobia), ular (ophidiophobia), burung (ornithophobia), dan lebah (apiphobia). Ketakutan ini biasanya hilang seiring bertambahnya usia, tetapi ada sebagian yang menetap.
c. Brontophobia
Berasal dari bahasa Yunani bronte yang berarti petir. Walaupun diketahui bahwa petir tidak menyakiti, penderita brontophobia memilih menunggu petir menghilang. Biasanya penderita akan berjongkok di samping tempat tidur atau kloset. Ketakutan ini mirip dengan astraphobia, yaitu ketakutan baik pada petir maupun kilat. Jenis fobia ini dapat dialami oleh manusia dan hewan.
d. Acrophobia
Adalah ketakutan pada ketinggian dan termanifestasi dalam beberapa hal. Ketakutan ini sangat membahayakan bila si penderita takut turun setelah mengetahui dirinya di ketinggian. Saking takutnya, kadang penderita tidak bisa bergerak sedikit pun.
e. Aerophobia
Yaitu ketakutan terbang. Ketakutan ini timbul setelah penderita melihat atau terlibat dalam kejadian yang tidak menyenangkan dalam pesawat. Tontonan televisi bisa menjadi stimulan aerophobia. Penderita harus menjalani hipnoterapi untuk mengatasi ketakutan ini.
f. Fobia darah, suntik, dan luka
Ketakutan pada darah disebut hemophobia, sedangkan pada suntik disebut trypanophobia. Ketakutan ini biasanya menyebabkan penderitanya pingsan bila menghadapi darah, suntik, atau luka berat.
g. Takut pada hal berbau mistik
Ada beberapa kondisi yang masuk dalam kondisi ini, antara lain ketakutan pada angka 13 (triskaidekaphobia), hantu (phasmophobia), dan kelelawar (chiroptophobia).
h. Emetophobia
Adalah ketakutan pada muntah. Ketakutan biasa dialami ketika penderita melihat temannya muntah. Kegelisahan bertambah ketika penderita memikirkan tempat seperti rumah sakit, di mana muntah sangat umum. Penderita harus menjalani hipnoterapi untuk kesembuhannya.
i. Carcinophobia atau cancerophobia
Adalah ketakutan akan tumbuhnya kanker. Penderita cenderung berlebihan menanggapi ketidaknyamanan dalam tubuhnya. Pusing misalnya, diindikasikan tumbuhnya tumor dalam otak. Terapi kognitif diperlukan untuk membantu penderita mengembalikan kendali atas hidupnya.
j. Takut pada sesuatu yang baru
Penderita yang takut pada sesuatu yang baru disebut neophobia. Sedangkan ketakutan menjadi tua dan pada orang tua disebut geronthophobia. Ada juga ketakutan bila buang angin di area publik yang disebut phartophobia. Sedangkan orang yang takut ke dokter gigi disebut odontiatophobia.
k. Ketakutan pada alkohol
Tidak ada sebutan yang spesifik. Namun, pecandu alkohol 10 kali lebih mungkin menderita ketakutan ini. Para penderita ketakutan pada alkohol, dua kali lebih mungkin menderita kecanduan.
0 comments